Minggu, 27 Mei 2012

Ukuran Ban Sepeda Gunung | Tips

Menentukan ukuran ban sepeda gunung harus menyesuaikan dengan fungsi dan kegunaan, yaitu jalur yang akan kita lewati, bukan hanya sekedar mengikuti “trend” (meniru dari teman biker yang lain) atau hanya untuk “cosmetic” (penampilan sepeda) saja.





Tipe ban sepeda gunung secara umum dibagi dalam 3 kategori umum, yaitu:
-          CrossCountry
-          All Mountain
-          Downhill

Berikut tabulasi daftar merk ban sepeda gunung dan rekomendasi ukuran berdasar penggunaan:

Jenis Penggunaan
WTB
(dalam Inch)
Panacer
(dalam Inch)
Maxxis
(dalam Inch)
Michelin
(dalam Inch)
Cross Contry
2.10 inch
1.75 – 2.10
1.75 – 2.10
1.75 – 2.10
All Mountain
2.10 – 2.50
2.10 – 2.35
1.95 – 2.40
1.95 – 2.40
Downhill
2.30 – 2.5
2.30 – 2.5
2.35 – 2.70
2.35 – 2.70

Mengapa kita seharusnya mengikuti rekomendasi dalam menentukan ukuran ban dari pabrikan ini?

Karena mereka (pabrik) memproduksi setiap ukuran ban dan jenis penggunaannya telah disesuaikan dengan penggunaan. Mereka (pabrikan) telah melakukan test/uji simulasi penggunaan produk mereka pada medan nyata (riil), serta mereka telah lebih dahulu mengetahui apa efek baik dan buruk penggunaan masing-masing ukuran ban direlasikan dengan masing-masing jenis medan.


Untuk mengetahui hasil test ban sepeda gunung, silakan klik :
 Test ban maxxis ardent 

Selamat bersepeda

Sepeda vs Sepeda Motor | Sekilas Info

Mungkin inilah gambaran sekilas tentang perbandingan menggunakan dua alat transportasi yang berbeda, yaitu sepeda dengan sepeda motor.


Sepeda


Sepeda motor


Pergunakan alat transportasi dengan bijak. Memang dari kedua alat transportasi tersebut ada plus dan minusnya.

Anda lebih sering menggunakan yang mana?




Helm Sepeda | Sekilas info

Pada artikel di www.goesbike.com bahwa studi di Institut Transportasi Norwegia, menyebutkan keraguannya manfaat helm sebagai pelindung pengendara sepeda.
 
Peneliti Dr Elvik mengatakan, keselamatan helm hanya mengurangi cidera dibagian kepala sampai 43% saja. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan kecelakaan dibagian kepala dapat terlindung sampai 60% dengan menggunakan helm sepeda.

Menurut Dr Elvik helm sepeda tidak melindungi semua bagian yang mungkin cidera. Misalnya bagian leher, muka dan bagian kepala lainnya bisa cidera. Helm sepeda tidak mampu melindungi seluruh bagian kepala pengendara.

Professor Alistair Woodward dari universitas Auckland membenarkan bahwa penelitian Dr Elvik tidak bertentangan dengan penelitian sebelumnya atas manfaat helm untuk melindungi bagian kepala. Helm sepeda memiliki separuh perlindungan dibagian kepala dan bagian leher tetap bisa saja mengalami cidera. Tetapi kondisi leher tertekuk memiliki persentasi jauh lebih kecil.

Jika melihat dari data penelitian yang ada, meskipun kurang dari separuh cidera kepala dapat diminimalisir menggunakan helm sepeda, tetapi hal tersebut lebih baik daripada kita tidak menggunakan helm sama sekali. Hal yang paling pokok dalam bersepeda sebenarnya adalah penguasaan medan dan teknik bersepeda, sehingga resiko terjadi kecelakaan bisa diminimalisir. Andai terjadi kecelakaan dan terjatuh dari sepeda, biarkan helm ikut membantu mengamankan.

Yakinlah bahwa helm hanya sebagai alat bantu pengaman, seberapapun hebatnya alat bantu pengaman, tidak akan bisa menjamin 100% keselamatan rider.

Berdoa dan selamat bersepeda.

Rabu, 23 Mei 2012

Memilih Handlebar / Setang MTB | Tips

Secara umum dipasaran terdapat 2 macam jenis handlebar untuk MTB, yaitu Flat handlebar dan Rise bar. Fungsi dari kedua jenis handlebar tersebut tidaklah sama, meskipun fungsi utama tetaplah sama, yaitu sebagai kokpit sepeda kita, kontrol gigi transmisi, rem depan-belakang terdapat di handlebar ini. Pilihlah handle bar yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Setang lurus (Flat Handlebar) vs Setang Bengkok (Rise Handlebar) Manakah yang lebih cocok dengan selera dan tipe bersepeda Anda?
Flat Handlebar (stang lurus) dengan rise handlebar (stang melengkung) punya karakteristik dan kegunaan sendiri-sendiri. Artinya, yang satu tak lebih baik dari yang lain. Untuk memutuskan handlebar mana yang akan dipilih (berkaitan dengan posisi dan postur pengendara di atas sepeda) ada baiknya kita simak 3 hal berikut:
  • Flat handlebar akan membuat posisi pengendara relatif membungkuk sehinga berat tubuhnya sedikit bergeser ke depan dari center of- gravitynya. Posisi sedikit membungkuk ini paling ideal untuk mengejar speed serta mempertahankan kestabilan sepeda.
  • Rise handlebar, posisi tubuh pengendara akan jadi lebih tegak. Bahkan jika menggunakan stem pendek badan bakal bertambah tegak lagi. Makin tegak tubuh, titik gaya berat akan bergeser ke belakang. Bahkan bisa melampaui center of gravity (biasanya berada di seputar bottom braket). Posisi ini ideal untuk mengoptimalkan handling dan kontrol pada kemudi, terutama di medan turunan tajam dan berkecepatan tinggi.
  • Rise handlebar memiliki kemampuan meredam getaran yang lebih baik dibanding flat handlebar. Kemampuan meredam getaran ini sangat penting untuk membantu mengurangi rasa lelah pada lengan akibat buzzing saat melewati medan off-road.
Rise handlebar  lazim dipergunakan untuk sepeda all mountain, long travel XC, maupun sepeda Downhill dan Freeride. Makin ekstrem lintasan yang akan dilalui, biasanya makin besar juga ukuran (derajat) rise yang dibutuhkan. Flat handlebar lebih banyak dipakai pada sepeda jenis cross-country (race) yang membutuhkan kecepatan tinggi dan tingkat rigiditas tinggi begitu melahap tanjakan.
Setelah mengetahui perbedaan dari kedua handlebar tersebut, aku yakin anda tidak akan sembarangan mengganti handlebar.
Ok, selamat bersepeda.








Dari berbagai sumber

Jenis Sepeda Gunung / MTB | Sekilas Info

Pada dasarnya terdapat lima jenis sepeda gunung (MTB), yaitu :
- Cross country
- Trail
- Downhill 
- Freeride
- Dirt Jump (DJ)

Tiap-tiap jenis sepeda memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Saat memilih sepeda gunung, ketahui dimana Anda akan mengendarainya dan jenis rintangan apa yang akan Anda hadapi.

Berikut aku jelaskan satu persatu :

Cross country
Sepeda ini juga dikenal dengan sebutan XC. Sepeda ini dirancang untuk jalur off-road dengan rintangan minim hingga menengah. Sepeda ini dibagi menjadi dua yakni, hardtail mountain bike yang suspensinya hanya berada di depan dan full-suspension mountain bike (fulsus) yang meiliki dua suspensi, depan dan belakang.
Menggunakan hardtail mountain bike, Anda bisa memiliki teknik mengayuh yang baik tanpa perasaan seperti memental. Sepeda ini jauh lebih awet dibanding full-suspension mountain bike dan tak terlalu menuntut perawatan.
Pada full-suspension mountain bike, suspensi depan dan belakang terintegrasi pada rangka sepeda. Sepeda ini jauh lebih nyaman dikendarai dibanding hardtail mountain bike. Di beberapa sepeda, suspensi belakangnya (dan juga depan) bisa dimatikan atau tidak berfungsi.


Hardtail



Full suspension



Trail
Sepeda ini pada dasarnya merupakan modifikasi cross country namun menggunakan sistem suspensi yang lebih halus untuk mengatasi rintangan yang lebih sulit dan lebih teknis. Kekurangannya, kayuhan sepeda ini butuh sedikit usaha yang lebih dari pengendaranya akibat meningkatnya suspensi. Tapi saat ini sudah ada teknologi suspensi belakang dan depan yang bisa dimatikan jika tak dibutuhkan.


Trail



Downhill
Sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit. Sepeda ini dibuat seringan mungkin sehingga cocok untuk balapan turun. Karena sepeda ini dirancang untuk menuruni bukit, hal ini membuat sepeda ini sulit menaiki bukit.
 Downhill



Freeride
Sepeda ini mirip sepeda downhill namun dirancang agar lebih mudah untuk dikayuh. Sepeda ini merupakan perpaduan cross country dan downhill. Namun, sepeda ini tak akan bekerja sebaik kedua sepeda tersebut jika Anda menginginkan fitur tertentu.


Freeride


Dirt Jump (DJ)
Sepeda ini digunakan untuk melompat, dikendarai di jalan dan balap slalom. Beberapa orang menganggap sepeda ini merupakan versi besar BMX yang memiliki suspensi depan. Sepeda ini dirancang agar kuat menahan beban saat melompat


Dirt Jump (DJ)


Pilih sepeda yang cocok dengan kebutuhan Anda.


 Wahhhhhhh........jadi pengen beli sepeda lagi...........











dari berbagai sumber

Ukuran Travel Fork MTB | Tips


Suspensi depan, Merupakan bagian sepeda yang berfungsi menghubungkan roda (whellset) depan dengan kemudi (handlebar). Fork yang beredar di pasaran tersedia berbagai jenis, merek dan ukuran. Ukuran travel fork setiap jenis sepeda gunung berbeda, tergantung pada spesifikasi, fungsi dan kebutuhan.

Panjang pendeknya travel fork juga akan berpengaruh pada :

a.     Tinggi rendahnya handlebar
b.     Kenyamanan
c.     Kestabilan
d.     Kecepatan/speed

Semakin panjang travel fork, maka handlebar akan semakin tinggi, semakin nyaman, semakin stabil tetapi speed akan berkurang. Untuk medan aspal gunakan fork dengan panjang travel standart, sedangkan untuk penggemar downhill biasanya menggunakan travel yang panjang (jangan terbalik lho ya….jangan sampai downhill menggunakan travel fork pendek atau bahkan menggunakan rigid fork, malah mirip jaran kepang yang suka gulung gulung, bisa bisa gulung tikar tuh, heheheheeee..)

Berikut ini aku tuliskan ukuran travel fork dan juga fungsinya :

·     80mm, 100mm, 120mm                                 kategori XC (cross country)
·     120mm, 130mm, 140mm, 150mm              kategori Trail/AM (All Mountain)ringan
·     150mm, 160mm, 170mm                              kategori  All Mountain serius.
·     170mm keatas                                                  kategori Freeride/Downhill

Oh ya, mumpung ingat, semoga dengan mengetahui ukuran travel fork maka kita akan mengetahui kategori manakah sepeda gunung kita.

Semoga bermanfaat.


Untuk komentar, kritik, ide dan saran silahkan tulis di bawah ini.

Sabtu, 19 Mei 2012

Menghadapi Tanjakan | Tips

Bagi biker MTB, menghadapi trek menanjak / tanjakan memberikan tantangan sekaligus kenikmatan tersendiri ketika mampu menaklukannya. Namun ada tips khusus dalam menghadapi tanjakan agar tenaga yang kita keluarkan dapat tersalurkan dengan maksimal. Jangan sampai saat kita menghadapi tanjakan, tenaga yang kita keluarkan sudah dalam full power tetapi hasil yang didapat sangat mengecewakan.


Berikut ini aku berikan tips dalam menghadapi tanjakan terutama bagi biker MTB.

1.     Atur front fork dalam keadaan lock off. Di beberapa sepeda yang tidak ada lock nya, sebisa mungkin atur ke pengaturan paling keras, biasanya putaran berlawanan arah jarum jam.

Rasionalisasi : front fork yang masih bisa bergerak naik turun, akan ikut menahan laju sepeda yang tersalurkan lewat roda.

Tips : lakukan pengaturan sebelum memasuki medan tanjakan

2.      Atur rasio gear ke rasio rendah. Tidak ada patokan baku tentang gear mana yang harus digunakan saat menghadapi tanjakan. Untuk itu perlu penguasaan medan sehingga mengetahui rasio gear yang tepat.

Rasionalisasi : semakin rendah rasio gear yang digunakan, semakin ringan kayuhan pedal, paling cocok untuk medan tanjakan. Begitu juga sebaliknya, rasio gear tinggi membuat kayuhan pedal terasa berat, paling cocok untuk medan datar dan untuk mengejar speed.

Tips : lakukan bertahap dengan rasio gear tengah jika sudah memasuki medan tanjakan (gigi depan diposisi tengah, gigi belakang menyesuaikan dengan kemiringan tanjakan). Lakukan perpindahan gigi belakang bertahap, turunkan posisi gigi ke gigi lebih besar jika kayuhan pedal sudah terasa berat. Jika terpaksa, turunkan posisi gigi depan ke posisi gigi paling kecil.

3.       Atur posisi biker dalam posisi berdiri saat mengayuh.

Rasionalisasi : berat badan biker dapat membantu tekanan kaki pada pedal, sehingga kayuhan akan terasa lebih ringan dan rodapun dapat berputar.

Tips : untuk beberapa biker, posisi ini hanya bisa dilakukan dalam medan tanjakan jarak pendek, hal itu karena kurangnya latihan, kurangnya menguasai medan dan kurangnya menguasai gear rasio yang tepat. Tetapi bagi kebanyakan biker, posisi ini selalu dilakukan saat menghadapi tanjakan, seberapapun jauhnya tanjakan itu.

4.       Atur goyangan.

Rasionalisasi : goyangan pada sepeda saat menghadapi tanjakan akan memaksimalkan posisi berdiri dalam melakukan tekanan kaki ke pedal, sehingga kayuhan akan lebih ringan dan menghasilkan kecepatan yang lebih.

Tips : posisi saat menggoyang sepeda :  saat pedal kanan pada posisi diatas, tekan pedal dengan dibarengi dengan memiringkan posisi sepeda kearah kiri (memiringkannya dengan bantuan handlebar), begitu juga sebaliknya.

5.       Atur pernafasan

Rasionalisasi : dengan pernafasan yang teratur, maka pasokan oksigen dalam darah akan selalu tercukupi, sehingga akan memperlambat proses kelelahan tubuh.

Tips : biker bisa mengatur pernafasan sesuai dengan jumlah kayuhan, misal setiap dua kali kayuhan pedal biker melakukan satu kali proses bernafas. Lakukan sesuai dengan kemampuan dan usahakan selalu seimbang.

Sebenarnya masih ada hal hal lain yang menjadikan tolak ukur keberhasilan biker dalam melahap tanjakan, diantaranya kondisi tubuh, pengenalan medan, intensitas latihan dan penggunaan groupset tertentu.

Selamat mencicipi, melahap dan menikmati tanjakan.

Untuk beberapa kasus dalam menghadapi medan tanjakan, Insya Allah akan aku sampaikan DI SINI dan DI SINI

Jika ada pertanyaan, ide, saran dan komentar, silakan tulis dibawah ini.

Jumat, 18 Mei 2012

The ONE Bike To Waduk Lacang | Arsip

Foto rekan rekan saat bersepeda ke waduk Lacang
Hari Jumat ceria......

Mejeng dulu sambil nunggu rekan yang lain


Rehat sejenak setelah menyantap sepertiga tanjakan


Rehat dulu setelah setengah tanjakan
  
Rehat lagi setelah tiga per empat tanjakan

Tanjakan terakhir yang kami nantikan, walaupun sebagian besar masih menggunakan teknik TTB (Tuntun Tuntun Bike), tapi Alhamdulillah, yang penting sampai puncak. Ayo brow....semangka.....eh salah.....semangat.........


Diatas puncak. Rehat lagi untuk menikmati indahnya pemandangan dan memulihkan tenaga yang sudah terkuras saat tanjakan terakhir
Santai brow, abis ini kita downhill ringan, woke....


Setelah downhill ringan, akhirnya sampai juga di waduk Lacang.
Ini dia suasana waduk yang jadi target kita kali ini
Asyik kan.....


 Teknisi The ONE sedang mencoba teknik downhill


 Penonton.....tepuk tangannya mana......


 Mumpung medannya cocok, aku mencoba beberapa medan untuk mengetahui keunggulan sepatu si Extry
Ayo Extry.....kamu bisa........


 Setelah turun gunung, mampir dulu ke warung Pecel Pincuk Mbak Tutik untuk ngecharge batere yang sudah low batt
Tulitttt....akhirnya batere full lagi


Petualangan hari jumat pagi yang sangat mengesankan.














Test Ban Maxxis Ardent (Result) | Arsip



Foto setelah menggunakan ban Maxxis Ardent.

Daya cengkeraman saat digunakan wheely di medan aspal yang mulai rusak sehingga batu kerikil kecil mulai muncul, roda belakang masih tetap stabil.
 
Wheely di medan aspal datar berkerikil


Saat digunakan untuk medan tanah berbatu dan menanjak, roda belakang hampir tidak pernah lose control.
Tanah berbatu dan menanjak


Hasil akhir, puas banget menggunakan Maxxis Ardent untuk tour kali ini. Lain kali pengen mencoba medan yang lebih menantang lagi.

Ayo........siapa ikut.........






Foto yang lain ada DI SINI

Kamis, 17 Mei 2012

Perpindahan Kecepatan (Roda Gigi) MTB | Tips


Tips perpindahan roda gigi aku kutip dari blogs milik Asbrindo sepertinya layak dicoba untuk menutupi kekurangan yang ada.


Setiap biker memiliki kecepatan kayuhan masing – masing. Kecepatan kayuhan (cadence) yang ideal yang seharusnya dicari oleh masing – masing biker. Dengan cadence ideal, berarti tenaga yang kita salurkan untuk mengayuh sepeda dapat bertahan lama dan tidak cepat lelah. Dengan kata lain ideal cadence adalah kondisi sempurna di mana tenaga kita dapat seluruhnya tersalurkan untuk mengayuh sepeda. Cadence yang ideal sangat tergantung kepada kontur jalan, hambatan angin dan kondisi kesehatan kita sendiri pada suatu waktu.

Bagaimana mencapai cadence ideal? Hanya bisa dicapai dengan terus berlatih mencari rasio roda gigi depan dan belakang. Biker hanya bisa mendapatkan rasio gigi optimal pada setiap kondisi jalan dengan cara berlatih. Tidak ada rumus baku untuk hal ini. Kuncinya pada ketekunan dan kedisiplinan diri dalam berlatih.

Biker bisa memantau cadence dengan cyclometer yang memiliki fitur cadence. Kenaikan kemampuan cadence menunjukkan keberhasilan latihan anda. Faktanya, atlet – atlet sepeda yang langganan juara adalah mereka yang secara disiplin memperhatikan cadence ideal mereka.

Jika roda gigi terlalu tinggi (gigi kecil), kayuhan akan terasa berat sehingga cadence menurun. Mengayuh lebih lambat dibanding cadence ideal berakibat tenaga akan cepat terkuras dan berisiko cedera otot khususnya pada lutut dan pinggul (bahaya kan......).

Sedangkan jika roda gigi terlalu rendah (gigi besar), kayuhan akan terasa sangat ringan sehingga cadence menjadi terlalu cepat. Mengayuh lebih cepat dari cadence ideal menyebabkan tenaga terbuang percuma yang ujung ujungnya akan cepat lelah.

Gunakan gigi yang sama di jalan datar apabila anda bersiap memasuki tanjakan dengan kecepatan tinggi. Kemudian secara perlahan pindahkan ke gigi yang satu langkah lebih ringan setiap kali kayuhan terasa berat.

Gunakan gigi rendah (gigi besar) saat menapaki jalur pendakian tanpa persiapan speed yang cukup. kemudian pindahkan ke gigi yang lebih tinggi (gigi kecil) setiap memasuki bonus trek datar di mana tidak dibutuhkan kaki kayuhan yang konstan.

Sesaat sebelum mencapai puncak tanjakan, segera pindahkan gigi ke lebih tinggi. Pertahankan pada saat anda menuruni trek. Pada saat turun, anda akan lebih dituntut untuk konsentrasi ke rem dibandingkan sifter.

Untuk medan yang lebih bervariasi, pertahankan gigi depan di posisi tengah. Pergunakan variasi roda gigi belakang untuk menghadapi perpindahan medan yang sangat cepat.

Kalau menurut beberapa teman, yang penting dengkulnya, tetapi kalau menurut aku selain dengkul harus didimbangi dengan teknik dan groupset yang handal.

Semoga bermanfaat

Salam biker