Selasa, 18 Oktober 2011

Mensyukuri Nikmat Allah | Arsip

Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), adalah kata yang kita ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, atas apa yang telah kita terima, baik setelah kita meminta kepada-Nya maupun tanpa kita memintanya.


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim : 7).


Alhamdulillah adalah kata yang sangat sederhana dalam pengucapannya, tetapi mempunyai makna sangat besar. Dengan bersyukur kehidupan kita menjadi lebih aman, nyaman tenteram, damai dan seperti janji Allah, nikmat kita akan ditambah. Akan tetapi ada kalanya kita sering lupa atau bahkan sengaja melupakannya, padahal nikmat pemberian Allah sangatlah banyak. Semua manusia pasti ingin selalu sehat, bahagia, kaya, ganteng / cantik, punya pekerjaan tetap, pangkat, jabatan, gaji besar dan lainnya. Saat kita tertimpa musibah, misalkan dari sehat kemudian sakit, seringkali kita baru menyadari betapa berharganya nikmat kesehatan.


Saat ini kita masih bisa hidup, kita masih bisa bernafas, melihat, merasa, berjalan, bekerja, membaca, mempunyai jabatan dan lain sebagainya dan lain sebagainya, sudah sewajarnyalah kita selalu mengucap syukur, meski masih ada cita – cita yang belum tercapai. Paling tidak, kita tidak menjadi manusia yang mengingkarinya.
 

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari ni'mat-ni'mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (Q.S. An-Nahl : 112)


Membahas nikmat Allah sangatlah menarik, karena begitu banyaknya. Disini saya akan mencoba mengkupas satu saja nikmat dari Allah yang selalu kita rasakan, baik saat kita terbangun maupun saat kita tertidur, yang mungkin saja pernah terlupa dari pikiran kita, karena kita menganggap biasa. Yaitu bernafas (menghirup udara, termasuk di dalamnya oksigen yang dibutuhkan tubuh dan mengeluarkan udara, termasuk karbondioksida yang tidak dibutuhkan oleh tubuh).


Manusia, sebagai salah satu ciptaan Allah, selama masih hidup, dari saat dilahirkan sampai saat ini, pasti bernafas. Apa jadinya jika kita berhenti bernafas, atau tidak ada oksigen yang kita hirup, pastilah kita mati.


Kita kupas lebih rinci lagi dari proses bernafas, yaitu saat kita menghirup udara, yang didalamnya mengandung oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Allah memberikan udara, oksigen, disekitar kita dengan gratis, tanpa memungut tarif (katakan seperti itu) sepeserpun. Bayangkan, hanya bayangkan saja, andai Allah memungut tarif kepada kita untuk bisa menikmati udara sekitar kita. Apa jadinya?

Contoh mudahnya sebagai berikut.
Jika untuk menghirup udara, Allah mengenakan tarif Rp. 1,- saja kepada kita. Murah atau mahal? Tergantung kepada kita, bagaimana menyikapinya.
Sedangkan, tahukah Anda, rata-rata manusia bernafas 20 kali dalam 1 menit. Coba kita hitung secara matematis.

Satu menit :1x20          = Rp.20,-/menit.
Satu jam    :20x60        = Rp.1.200,-/jam
Satu hari    :1.200x24   = Rp.28.800,-/hari
Satu bulan :28.800x30  = Rp.864.000,-/bulan, (30 hari)
Satu tahun :864.000x12= Rp.10.368.000,-/tahun
Sedangkan, berapa umur kita sekarang? Contoh umur kita 30 tahun.
Rp.10.368.000,-x30 tahun=Rp.311.040.000,-


Kita harus mambayar Rp. 311.040.000,- untuk 30 tahun kita bernafas, itu hanya untuk bernafas saja, belum yang lainnya. Sedangkan Allah memberikan itu semua dengan cuma-cuma. Maha Pemurah Allah, dengan memberikan nikmat yang begitu besar kepada makhluknya, dan menambah kepada mereka yang mensyukurinya. Hingga kita tak akan mampu menghitungnya.

"Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. An-Nahl : 18).


Apa yang saya tulis diatas adalah gambaran nyata, bahwa hal kecil yang karena sering atau bahkan sangat sering kita lakukan, janganlah kita anggap biasa, karena jika kita bisa mensyukurinya dan menelaah lebih jauh, hal yang kita anggap kecil dan biasa itu ternyata mempunyai makna yang LUAR BIASA. Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar